LIDIK.ID , Bandar Lampung – Wali Kota Bandar Lampung membuka pelatihan pengemasan produk dan desain labeling yang sesuai standar bagi para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) Bandar Lampung. Rabu, (08/12).
Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana mengatakan, pelatihan hari ini ditujukan kepada para pelaku IKM di Bandar Lampung.
“Ini pelatihan untuk pelaku IKM tempe, emping, kerupuk kemplang, dan ikan olahan, ini suapaya produksi UKM kita terus meningkat,” kata Eva Dwiana.
Eva Dwiana mengungkapkan, bahwa pihaknya juga menyediakan simpanan tanpa bunga bagi para pelaku Usaha Menengah Kecil Mikri (UMKM) di Bandar Lampung.
“Ini untuk para pelaku UMKM, kita sebenarnya punya pinjaman tanpa bunga bagi UKM Bandar Lampung, syaratnya bapak ibu tidak punya angsuran/pinjaman, bapak ibi bisa pinjam mulai 25-50 juta, ini bunganya yang menanggung dari pemkot,” ungkapnya.
Eva Dwiana berharap, UMKM di Kota Bandar Lampung dapat membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung dalam meningkatkan Pendapat Asli Daerah (PAD).
“Karena peran UKM di Bandar Lampung sangat berpengaruh, untuk mendongkrak UKM yang sempat merosot,” harapnya.
Lebih lanjut, Eva Dwiana juga menjelaskan, bahwa pihaknya sempat mengajukan 80 pelaku UKM yang akan melakukan pinjaman tanpa bunga di Bank Mandiri.
“Kita juga sedang proses di ajukan ke bank Mandiri, kita ajukan 80 UKM, lalu disaring jadi 40 UKM, dan hanya 4 UKM yang tidak ada tunggakan, mudah-mudahan bank-bank di Bandar Lampung juga bisa membantu para UKM, kan kita ada Bank Syariah dan Bank Wawai,” jelasnya.
Kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perindustrian Kota Bandar Lampung, Adiansyah mengatakan, pelatihan ini berjalan selama 3 hari dengan diikuti sebanyak 80 peserta.
“Ini untuk meningkatkan produktivitas serta kualitas dan kemasannya yang menarik, agar penjualan mereka meningkat, bisa ditaruh di pusat perbelanjaan, di hotel-hotel, mall, dan ini bisa menambah daya tarik bagi pembeli,” ujarnya.
Adiansyah berharap, peserta pelatihan yang sudah menguasai pelatihan tersebut dapat membantu sesama pelaku UKM yang belum memahami teknis pelatihan tersebut.
“Mereka antusias melaksanakan pelatihan tersebut, kemudian kita berharap yang sudah maju dan bisa, mereka bisa mengajarkan kepada yang lain,” pungkasnya.
(AGT)
Discussion about this post