LIDIK.ID , VOL 1 – Baru-baru ini fenomena sejumlah kalangan mengkritisi kehadiran korporasi yang dinilai dari sejumlah aspek tidak menghadirkan esensi dari pendirian korporasi itu sendiri, sehingga timbul getaran yang terjadi dari sejumlah element dalam mengkritik keberadaannya.
Alih-alih mengclaim bergerak,bersuara dan bertindak atas kepentingan rakyat, ternyata tidak semuanya sependapat dan bergerak tentang hal tersebut, berbicara ukurannya mungkin keterwakilan memang sulit untuk menjadi sebuah ukuran dari jumlah populasi terkait, tetapi setidaknya jika objektivitas penilaian di ukur melalui pendapat bisa dari pengamat,unsur internal, eksternal dan pemerhati lainnya, bisa jadi penilaian tersebut menghadirkan masukan yang mewakili kepentingan bersama.
Kata korporasi berasal dari bahasa Inggris yaitu corporate yang berasal dari kata corpus yang artinya adalah badan yang memiliki makna memberikan badan maupun membadankan, Jadi Korporasi sering digunakan untuk menyebut sebuah perusahaan. Meskipun begitu, tidak semua perusahaan dapat disebut sebagai korporasi.
Kehadiran korporasi harusnya ditimbang kemaslahatan dan kemudharatan nya, bila banyak jiwa yang bergantung kepada kehadiran korporasi, lantas kenapa tidak menjadi pertimbangan dalam memberikan masukan untuk perbaikan kedepan dalam memberikan penilaian terhadap suatu aspek, tetapi jika kehadirannya lebih terhadap mengedepankan Profit Oriented yang hanya bersifat mengedepankan kepentingan internal maka tentu tidak salah jika itu disimpulkan lebih berpotensi terhadap kemudharatannya.
Penilaian perspektif dalam menentukan objektivitas dan subjektivitas berangkat dari niat, jika baik maka akan menghasilkan kemaslahatan jika tidak maka akan menimbulkan kemudharatan.
Semangat gotong royong yang digelorakan oleh founding father Ir Soekarno juga tidak terlepas bagaimana konsep sinergi, kolaborasi dan inisiasi, jika melihat bagaimana perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaannya sebagai cerminan bahwa tugas mencapai cita cita pendiri bangsa tidak hanya tugas negara melainkan seluruh unsur yang berkontribusi dengan versi terbaiknya masing-masing.
Karena itu, kritik yang disampaikan haruslah dalam rangka perbaikan, tidak mencari satu kelemahan untuk menundukkan terlebih menjatuhkan, sebagaimana yang sering terbenak dalam fikiran yaitu kolaborasi menghasilkan energi
#HutKemerdekaan
( Korporasi )
Penulis :
M.Alkautsar S.Kom., M.M
Discussion about this post