Lidik.id, Lampung – Polda Lampung berhasil meredam potensi konflik dalam sengketa aset di Kampus Universitas Malahayati dengan mengedepankan pendekatan persuasif dan mediasi. Sekitar 150 orang massa yang datang dari Jakarta akhirnya sepakat untuk kembali setelah mengikuti dialog yang berlangsung kondusif.
Mediasi yang berlangsung pada Minggu (2/3) pukul 14.30 WIB ini dipimpin oleh Kasubdit Sosbud dan Kanit IV Subdit Sosbud Ditintelkam Polda Lampung. Dalam pertemuan tersebut, Ketua Koordinator Lapangan Antoni dan Chris sebagai perwakilan rombongan Kelompok Rusli, keluarga Kadafi, berdialog dengan pihak kepolisian untuk mencari solusi damai.
Setelah negosiasi yang berjalan lancar, massa memahami bahwa konflik ini merupakan sengketa warisan internal keluarga yang harus diselesaikan melalui jalur mediasi keluarga terlebih dahulu. Menyikapi hasil dialog, mereka pun memilih kembali ke Jakarta sembari menunggu bus penjemputan.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Yuni Iswandari Yuyun, menegaskan bahwa pihaknya terus mengutamakan komunikasi agar konflik tidak berkembang menjadi bentrokan yang merugikan semua pihak.
“Kami mengedepankan komunikasi dan mediasi agar konflik ini tidak berkembang menjadi bentrokan yang merugikan semua pihak,” ujar Kombes Yuni.
Ia juga mengimbau seluruh pihak yang terlibat untuk tetap menjaga situasi tetap kondusif dan tidak terprovokasi oleh informasi yang belum tentu benar.
“Kami terus melakukan pemantauan untuk memastikan situasi tetap aman. Apabila ditemukan adanya potensi gangguan ketertiban, kami akan bertindak tegas sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya.
Hingga saat ini, situasi di Kampus Universitas Malahayati tetap terkendali. Meski kelompok massa pendukung Kadafi masih berada di sekitar kampus, mereka tetap tertib tanpa indikasi gesekan fisik. Polda Lampung pun terus melakukan pendekatan agar semua pihak dapat menahan diri dan menyelesaikan konflik ini sesuai mekanisme hukum dan mediasi yang telah disepakati.
Sebagai informasi, pada Minggu dini hari sebelumnya, sekitar 200 orang dari Yayasan Teknologi Bandar Lampung tiba di kampus menggunakan tiga bus, diduga untuk mengambil alih aset kampus. Kedatangan mereka sempat memicu ketegangan dengan kelompok yang masih menguasai kampus. Namun, kepolisian segera turun tangan untuk mencegah konflik terbuka, sehingga situasi dapat dikendalikan melalui negosiasi.
Dengan langkah persuasif yang diambil kepolisian, diharapkan penyelesaian konflik aset ini dapat berjalan dengan damai dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan kampus maupun masyarakat sekitar.
Discussion about this post